Sabtu, 09 Mei 2015

Jangan Suudzon, Inilah 20 Alasan Mahasiswa Tua Betah di Kampus.

Mendikbud mengeluarkan aturan yang membatasi masa studi mahasiswa S1 hanya 10 semester. Ya, 5 tahun. Bagi mahasiswa PKTB (Penggemar Kuliah dan Taat Belajar) peraturan ini nggak ngefek. Tapi buat mahasiswa yang ingin berlama-lama di kampus, aturan ini patut digugat ke Mahkamah Konstitusi.

Selama ini, mahasiswa yang lama lulus selalu menerima stigma negatif. Komentar orang-orang terhadap mereka cenderung negatif. Ada yang menuduh mereka nggak niat kuliah, ada yang nuduh bodoh, bahkan ada yang nuduh kurang nutrisi sehingga sel otak tidak bekerja sempurna.
Lepas dari tuduhan-tuduhan itu, lulus lama di kampus tidak selalu buruk. Kalau mau kita gali lebih dalam, ada beberapa alasan yang bisa diterima.

1.Cinta Ilmu Pengetahuan
       Jangan ketawa dulu baca poin ini. Ada lho (meski entah di mana) orang yang suka sama ilmu pengetahuan melebihi kesukaannya pada makanan. Buat mereka, ilmu pengetahuan adalah ladang buah yang menyajikan kesegaran di mana-mana.
Nah, buat orang seperti itu, kampus adalah habitat yang tepat. Di sana dinamika keilmuan sangat cepat. Selalu ada diskusi, seminar, dan workshop gratis untuk didatangi. Selalu ada bazaar buku oleh Raja Murah. Selalu ada jurnal ilmiah yang siap dibaca.
Kalau orang seperti ini cepat lulus, kesenangan seperti itu akan hilang. Dia harus kerja, cari duit buat bertahan hidup. Kalau yang pulang kampung, dia harus angon kebo lagi. Kebahagiaannya akan berkurang drastic.

2. Bangga Bergelar Agent of Change
       Gelar sebagai mahasiswa itu keren. Status sebagai mahasiswa membuat orang bisa kritik pemerintah sekeras-kerasnya tanpa khawatir akan di-Florence-kan. Cuma mahasiswa yang merasa dirinya berhak mencegat tanki pengangkut BBM dan menawaannya.
Prestise-prestise itu masih ditambahi lagi dengan gelar agent of change. Agen Perubahan! Keran kan? Siapa pula yang mau melepas gelar sekeren itu? Apalagi kalau Cuma ditukar dengan gelar baru: pengangguran terdidik.

3. Belum Lunasi Nazar
        “Kalau gue ketrima di Komunikasi UI, sebelum lulus gue mau puasa 40 hari berturut-turut,” begitu katanya. Lha dalah, jangankan puasa 40 hari puasa. Nggak ngemil 3 jam aja udah merasa jadi orang paling sengsara.

4. Antara Penting Nggak Penting

           Pendidikan formal itu kadang penting nggak penting. Kenapa penting? Cuma dengan lulus pendidikan formal seseorang bisa diakui sebagai manusia terpelajar. Mau lamar kerja harus pakek ijazah, nglamar pacar juga pakek ijazah. Besok-besok, mau naik angkot juga harus pakek ijazah kayaknya.
Tapi, pendidikan formal kadang juga tidak penting. Yang dipelajari selama kuliah kadang nggak aplikatif. Teorinya diipor dari Eropa dan Amerika. Banyak sarjana yang kualitas berpikir dan attitude-nya nggak lebih baik dibanding lulusan SD. Ciyus!

5. Asyik Kerja Sambilan
         Kerja sambilan itu enak lho. Asal bukan jadi agen MLM Kapal Pesiar, sih. Selain waktu kerjanya relative fleksibel, penghasilan yang didapat bisa lebih besar dari pekerja 9 to 5 lho.
Nah, akalu udah rasakan nikmatnya punya duit, mahasiswa kadang lupa kuliah. Kerja itu capek lalu dapet duit. Lha kalau kuliah, udah capek, harus bayar pula.

6. Belum Pernah Demonstrasi
               

               Banyak mahasiswa mengukur eksistensinya ddengan demokrasi. Makin sering turun ke jalan, makin eksis lah dia. Nah, mahasiswa tipe ini pasti nggak rela aklau lulus kuliah sebelum berdemo. Maka, dari ke hari dia berharap pemerintah bikin kebijakan controversial biar bisa ia demo. Baginya, naik di atas bak terbuka dan berorasi sama kerennya dengan konser music dengan ribuan penonton.
7. Jatuh Cinta Dosen Cakep
               Di kampus banyak banget dosen cakep. Single pula. Mungkin karena dosen adalah makhluk terpelajar, mereka tampak menarik dari lainnya.
Dosen cakep adalah hiburan buat mahasiswa. Bukan sekedar hiburan, lama-lama mahasiswa nge-fans. Kalau sudah begitu, mahasiswa nggak rela lulus. Kelulusan hanya akan membuatnya jauh dari dosen idamannya.
8. Dosen Tidak Bisa Ditemui
             Orang-orang dengan jam terbang tinggi, kadang lupa teori-teori mendasar. Mike Tyson misalnya, mungkin lupa cara memakai sarung tinju dengan benar. Seorang sopir berpengalaman mungkin lupa bahwa radiator harus selalu terisi air.
Nah, begitu juga dosen. Ada yang lupa bahwa tugas pokoknya adalah ngajar. Dosen tipe ini selalu punya alasan menelantarkan mahasiswa. Sedang penelitian lah, di luar kota lah, di panggil menteri lah. Macam-macam alasannya. Dosen yang begini, jelas akan membuat mahasiswa kesulitan bimbingan. Lulusnya bakal lamaaaaaaaa…

9. Internet Cepet dan Gratis
           Di Starb*cks kamu harus beli kopi sehara 45 ribu biar bisa menikmati free wifi 3 jam. Di kampus, setiap mahasiswa boleh pakai wifi sepuasnya. Kecepatanya juga lumayan, paling tidak kalau dibanding Smart***n atau Indo**t.
Dengan kecepatan 5 MBps, mahasiswa bisa download apa pun. Kalau kecepatannya lagi full, mahasiswa bahkan suka download 5 film dalam semalam.
Film action buat ditonton bareng teman se-geng. Film motivasi ditonton kalau lagi sedih. Film komedi ditonton kalau lagi kesepian. Film romantic buat ditonton sama pacar. Film XXX ditonton kalau sedang pengin riset anatomi tibuh manusia.

10. Disandera Ibu Kos
        Kamu nunggak kos 3 tahun? Kalau itu terjadi, ibu kos tidak akan membiarkan kamu melenggang bebas. Dia akan menahanmu sampai hutangmu terbayar lunas.

11. Biar Dapat Beasiswa
              Ada beasiswa yang bisa kasih kamu uang kuliah, biaya hidup, biaya buku, dan riset sampai Rp4 juta per bulan. Nominal itu sama besarnya dengan gaji manager hotel bintang tiga. Dari perspektif ekonomi, income sebesar itu cukup untuk menghidupi diri sendiri dengan sedikit hura-hura.
Kalau kamu lulus, beasiswa bakal dicabut. Setelah itu kamu harus nyari kerjaan. Sebagai pegawai baru, berapa gaji yang kamu dapet? Rp1,5 juta. Kalah jauh sama buruh di Jakarta, Bro.

12. Nunggu Pacar yang Adik Kelas supaya Wisuda Bareng
                     Mungkin kamu pacaran sama adik kelas dan sudah janji wisuda bareng. Menurutmu, wisuda bareng pacar itu bahagianya bisa dua kali lipat. Ya, mau nggak mau kamu musti nunggu.
Masalahnya adalah: sekarang kamu semester 13 dan pacarmu baru aja selesei OSPEK!

13. Habiskan Uang Negara
                    Pemerintah menggelontorkan dana APBN 20 persen ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tiap tahun. Jumlahnya lebih dari 200 triliun.
Nah, oleh Kemdikbud, sebagian dana itu disalurkan ke berbagai perguruan tinggi dalam bentuk Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Jumlahnya kadang cukup banyak sehingga kampus tidak bisa menghabiskannya 100 persen.
Nah, dengan tetap di kampus, kamu membantu Rektor menghabiskan jarah subsidi yang diterima dari negara. Bukankah kinerja instansi pemerintah sekarang diukur berdasarkan daya serap anggaran? Makin boros, makin prima.

14. Seniman Sejati
             
Kalau kamu lihat ada orang gondrong tapo botak (Abu banget! Sastra Indonesia Unnes, 2005), kusam, jeans-nya sobek sana sini berkeliaran di kampus, dia bukan peminta-minta. Dia adalah mahasiswa.
Cuma bedanya, dia sudah telanjur dikutuk jadi seniman. Akibatnya, dia tidak mau mikir teori ini itu di kelas. Yang dia pikirkan adalah bagaimana bekreasi.
Mahasiswa seniman seperti ini akan datang ke kampus malam hari buat latihan teater, baca puisi, atau sekadar ngopi. Aktivitas itu dijalani sampai pagi. Saat dosen datang buat ngajar, dia malah pulang buat tidur.

15. Pengin Jadi Profesor Fotografi
               Bagi pecinta fotografi, tidak ada kebanggan yang lebih bikin dada kamu membusung selain menang kompetisi salon photo. Meski nggak dapet hadiah, kamu akan dapat gelar sebagai profesor fotografi. Ada profesor landscape, profesor portrait, profesor colour, profesor B/W. Mereka sampai hafal tempat-tempat yang cocok untuk hunting foto. Untuk memnangi lomba itu, kamu perlu ribuan kali memencet shuter. Jangankan untuk urus skripsi. Pacar aja diparkir.

16. Pengin Menaikkan Rasio Pemuda Terpelajar
                  Prosentase anak muda kuliah, sekarang hanya 18 persen. Artinya, di antara jutaan anak muda usia kuliah, hanya 18 persen yang bisa mengakses perguruan tinggi.
Pemerintah berupaya meningkatkan jumlah itu, paling tidak 30 persen pada tahun 2020. Dengan berlama-lama di kampus, kamu membantu pemerintah menaikkan rasio itu.

17. Mencegah Penambahan Pengangguran
                     Jumlah sarjana di republic ini terus bertambah setiap tahun. Menurut Organization for Economic Coopertaion Development (OECD), Indonesia menyumbang 6 persen sarjana di seluruh dunia.
Sayangnya, tidak semua kelompok terdidik ini dapat pekerjaan. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, ada 7 juta pengangguran di Indonesia. Dan: 610 ribu di antaranya adalah sarjana.
Kalau kamu lulus tapi belum punya job, jumlahnya akan bertambah menjadi 610.001. Menahan diri untuk tetap menjadi sarjana berarti menjaga jumlah itu tidak bertambah.

18. Khawatir Ditawari Nyaleg
           Partai adalah lembaga sosial yang paling gagal mereformasi dirinya. Dari dulu sampai sekarang, partai jadi lembaga yang tidak sehat, baik secara financial maupun intelektual. Mereka juga gagal melahirkan kader-kader handal.
Kondisi ini memaksa partai merekrut orang nonprati. Jelang pileg, mereka perlu orang-orang yang (agak) terpelajar untuk menjadi caleg. Kalau kamu aktivis, pintar berorasi, dan sarjana, kamu tidak akan terhindar dari tawaran itu.

19. Nggak Mau Dijodohkan
               Ibu sudah menjodohkanmu dengan teman masa kecilmu di kampung. Acara ijab qobul siap dilaksanakan kapan pun saat kamu lulus kuliah. Padahal kamu sedang pacaran dengan teman sekampus.

20. Takdir
               Bisa jadi (ini bisa jadi lho!) saat usiamu 4 bulan dalam kandungan, ada yang telah mencatatkan namamu sebagai mahasiswa drop out.
Tapi tidak usah minder deh. Kalau kamu DO, berarti kamu sudah punya satu kesamaan dengan Mark Zucerkburg (pemilik Facebook, DO dari Harvard), Bill Gates (pemilik Microsoft, DO dari Harvard), Lawrance Ellison (founder Oracle, DO dari University of Illinois), juga Michael Dell (pemilik Dell Computer, DO dari University of Texas).


Persembahan dari ;
  CIREBON KOTA KECIL DENGAN SEJUTA KENANGAN

0 komentar:

Posting Komentar